Friday, April 14, 2017

Kisah Nabi Nuh AS dalam al-qur'an lengkap

Keponihya - Teman-teman, pernahkah kalian mendengar atau membaca kisah Nabi
Nuh alalhis salam? Beliau adalah Nabi yang diutus kepada umat manusia
yang terdahulu dan juga Rasul yang pertama.

Menurut beberapa riwayat, Allah mengutus Nabi Nuh alalhis salam
sepuluh abad setelah Nabi Adam alaihis salam. Beliau juga merupakan
manusia pertama di muka bumi yang membuat kapal untuk berlayar,
dengan petunjuk dari Allah. Banyak ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang
mengisahkan tentang Nabi Nuh alaihis salam.

Yuk, kita simak bersama-sama kisah perjuangan dakwah
beliau kepada umat manusia....!

Nabi Nuh diutus Allah Ta’ala ketika manusia menyembah berhala
dan tenggelam dalam kesesaan dan kekafiran. Kemudian Allah 
mengutusnya sebagai rahmat bagi umat manusia.

Di dalam Al-Qur’an, Allah telah menceritakan kisah Nabi Nuh dan
kaumnya serta azab berupa taufan yang membawa banjir yang besar,
yang diturunkan-Nya kepada mereka yang kafir, dan juga kisah
penyelamatan yang Dia lakukan kepada orang-orang yang berada di
dalam perahu.

Allah mengisahkan ketika Nabi Nuh menyeru kepada kaumnya
dan berkata:

“Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang nyata bagi kamu,
agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku takut kamu
akan ditimpa azab (pada) hari yang sangat menyedihkan". (QS Hud [11] :
25-26)

Maka para pemimpin yang kafir dari kaumnya berkata:

“Kami tidak melihat kamu, melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa)
seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu,
melainkan orang-orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya
saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan
apapun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah
orang-orang yang dusta". (QS Hud [11] : 27)

Demikianlah, orang-orang kafir mendustakan Nabi Nuh . Dan para
pemuka kaumnya itu juga berkata:

"Sesungguhnya kami memandang kamu berada dalam kesesatan yang
nyata". (QS Al-A’far [7] : 60)

Dan Nabi Nuh pun menjawab:

“Hai kaumku, tak ada padaku kesesatan sedikitpun tetapi aku adalah
utusan dari Tuhan semesta alam. Aku sampaikan kepadamu amanatamanat
Tuhanku dan aku memberi nasehat kepadamu.
dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui".
(QS Al-A’raf [7] : 61)

 Nabi Nuh dengan sabar berdakwah kepada kaumnya, selama 950
tahun mengajak mereka untuk beribadah hanya kepada Allah saja, dan
tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun. Beliau juga
mengingatkan kaumnya akan nikmat-nikmat Allah yang telah Dia
anugerahkan kepada mereka. Namun tidak ada orang yang beriman
kepadanya kecuali hanya sedikit saja.

Kaumnya bahkan selalu menentangnya dan berkata:

"Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah berbantah dengan kami, dan
kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka
datangkanlah kepada kami azab yang kamu ancamkan kepada
kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar".
(QS Hud [11] : 32)

Karena sikap kaumnya yang selalu menentang, Nabi Nuh kemudian
mengadukan mereka kepada Allah.

Nabi Nuh berkata:

"Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang,
maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran).
Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar
Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke
dalam telinganya dan menutupkan bajunya (kemukanya) dan mereka
tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat.”
(QS Nuh [71] : 6-7)

Begitulah kaum Nabi Nuh. Tidak sedikit pun mereka mau memindahkan
nasihat dan ajakan beliau. Bahkan mereka saling memeperingatkan
sesama kaumnya:

“Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu
dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan
jangan pula suwwa', yaghuts, ya'uq dan nasr ". (QS Nuh [71] : 23)

Suwwa’, Yaghuts, Ya’uq dan Nasr dulunya adalah orang-orang
yang saleh diantara mereka. Setelah mereka semua meninggal,
kaumnya sangat bersedih karena kehilangan orang-orang
yang alim diantara mereka.

Lalu setan pun membisikkan kepada kaum orang-orang saleh tersebut
untuk membuatkan patung dan diberi nama dengan nama-nama mereka,
dan disimpan di majelis-majelis mereka. Hingga kemudian, setelah orangorang
yang berilmu diantara mereka mati, mereka mulai menjadikan
patung-patung itu sebagai berhala yang disembah selain Allah.

Lalu Allah memerintahkan Nabi Nuh untuk membuat bahtera. Allah
berfirman:

“Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk
wahyu Kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku
tentang orang-orang yang zalim itu; sesungguhnya mereka
itu akan ditenggelamkan.” (QS Hud [11] : 37)

Lalu mulailah Nabi Nuh membuat bahtera itu. Dan setiap
kali pemimpin kaumnya melewati Nabi Nuh, mereka
mengejeknya.

Nabi Nuh pun berkata kepada mereka:
"Jika kamu mengejek kami, maka sesungguhnya kami (pun) mengejekmu
sebagaimana kamu sekalian mengejek (kami). Kelak kamu akan
mengetahui siapa yang akan ditimpa oleh azab yang menghinakannya dan
yang akan ditimpa azab yang kekal." (QS Hud [11] : 38-39)

Demikianlah, Nabi Nuh dengan sabar membangun kapal tanpa
memperdulikan ejekan kaumnya. Maka setelah tiba waktunya,
dan kapal yang dibangun oleh Nabi Nuh selesai, Allah pun
berfirman kepadanya: 

"Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang
(jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu
ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman.”
(QS Hud [11] : 40)

Maka Nabi Nuh berseru kepada para pengikutnya:
“Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di
waktu berlayar dan berlabuhnya. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Di dalam ayat yang lain Allah mengisahkan kejadian itu:
“Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang
tercurah. Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air, maka
bertemulah air-air itu untuk suatu urusan yang sungguh telah ditetapkan.
Dan Kami angkut Nuh ke atas (bahtera) yang terbuat dari papan dan
paku, Yang berlayar dengan pemeliharaan Kami sebagai balasan bagi
orang-orang yang diingkari (Nuh).” (QS Al-Qamar [54] : 11-12)

Allah menurunkan hujan yang tiada henti-hentinya dan semua mata air di
bumi memancarkan air, dan keduanya bertemu menimbulkan air bah
yang sangat besar, banjir yang sangat tinggi dengan gelombang seolah
mencapai puncak gunung, banjir yang paling besar dalam
sejarah manusia. Pada saat itu Nabi Nuh memanggil anaknya
yang berada di tempat jauh dan terpencil dan tidak ikut naik
ke kapal.

“Hai anakku, naiklah kapal bersama kami, dan janganlah kamu bersama
orang-orang yang kafir.”

Anaknya menjawab:

“Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku
dari air bah!" Nuh berkata: "Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab
Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang". Dan gelombang menjadi
penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orangorang
yang ditenggelamkan.” (QS Hud [11] : 42-43)

Anak Nabi Nuh tidak mau mengikuti seruan ayahnya,
ia lebih memilih untuk bersama orang-orang kafir hingga
akhirnya ia binasa dan tenggelam bersama mereka.

Demikin pula isteri Nabi Nuh, ikut tenggelam bersama orang-orang kafir
karena menolak ajakan suaminya untuk beribadah hanya kepada Allah
saja. Allah menjadikannya sebagai contoh untuk diambil pelajaran di
dalam Al-Qur’an:

Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi
orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang
hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu
berkhianat kepada suaminya (masing-masing), maka suaminya itu tiada
dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah; dan dikatakan
(kepada keduanya): "Masuklah ke dalam jahannam bersama
orang-orang yang masuk (jahannam)".
(QS At-Tahrim [66] : 10)

Setelah semua penduduk bumi telah binasa dan tidak tersisa kecuali
orang-orang yang beriman kepada Allah , maka Dia pun berfirman:

"Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah," dan airpun
disurutkan, perintahpun diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas
bukit Judi , dan dikatakan: "Binasalah orang-orang yang zalim." (QS Hud
[11] : 44)

Demikianlah teman-teman, akhirnya Nabi Nuh bersama orang-orang
yang beriman yang berada di atas bahtera diselamatkan Allah dari azab
yang diperuntukkan bagi orang-orang kafir.

Allah mengisahkannya di banyak tempat dalam Al-Qur’an,
agar kita bisa menjadikannya sebagai pelajaran.

Allah berfirman :

“Dan sesungguhnya telah Kami jadikan kapal itu sebagai pelajaran, maka
adakah orang yang mau mengambil pelajaran? Maka alangkah dahsyatnya
azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. Dan sesungguhnya telah Kami
mudahkan Al-Quraan untuk pelajaran, maka adakah orang yang
mengambil pelajaran?” (QS Al-Qamar [54] : 15-17)

No comments: